Kategori atau kelas kata
Kelas
kata atau partikel
leksikal adalah penggolongan kata menurut bentuk,
fungsi, dan maknanya. Meskipun secara semantik ada persamaan
antara kelas dalam berbagai bahasa,
ciri-ciri formal kelas kata dapat berbeda antara bahasa. Misalnya, kelas nomina yang secara
semantik universal mewakili orang atau benda, dalam bahasa Indonesia biasanya
ditandai oleh ketidakbisaannya diberi kata tidak.
sedangkan dalam bahasa
Inggris nomina mempunyai penanda pluralis dan genitif -s [1].
Kelas kata dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi delapan golongan besar yaitu nomina, pronomina, verba, adverbia, adjektiva, klitika, numeralia, dan kata tugas [2].
KATA DAN MORFEM
Kata mempunyai pengertian satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Kata memiliki dua macam satuan yaitu satuan Fonologis dan satuan Gramatikal. Sebagai satuan fonologis, kata terdiri dari satu suku kata atau lebih dari suku kata. Contoh: kata membaca terdiri dari tiga suku kata yaitu mem-, ba dan ca. Morfem mem- merupakan morfem terikat atau morfem yang tidak berdiri sendiri dan tidak mempunyai makna, akan mempunyai makna jika digabung dengan kata lain, sedangkan morfem baca merupakan morfem bebas yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna.
Sebuah cara yang dapat dilakukan untuk melihat bentuk-bentuk dalam bahasa yang berbeda ialah dengan menggunakan konsepsi unsur-unsur dalam pesan yang secara umum dikenal dengan proses morfologi.Dengan demikian, morfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji bentuk bahasa serta pengaruh perubahan bentuk bahasa pada fungsi dan arti kata. Sasaran dalam pengkajian dalam morfologi ialah kata dan morfem. Kita mengetahui bahwa bentuk-bentuk kata dalam bahasa Indonesia harapan, beraharap, dan diharapkan pastilah mengandung lebih dari satu unsur, yaitu unsur harap ,dan sejumlah unsur yang lain seperti -an,-ber,-di,-dan,-kan. Semua unsur itu disebut morfem. Kata harapan , berharap ,dan diharapkan itu membentuk deretan morfologis. Yang dimaksud deretan morfologis ialah suatu deretan atau daftar memuat kata-kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya.
Morfem yang tidak ada dalam struktur itu disebut MORFEM ZERO.(sebagai catatan di samping morfem zero juga terdapat dalam struktur, tetapi tidak ikut memberikan makna dalam kalimat.
MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT
Morfem Bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata, Misalnya benar dan gandeng , sedangkan Morfem Terikat ialah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri,dan tidak mempunyai makna.Dalam kata lain morfem terikat juga disebut afiks. Contoh morfem terikat dapat dilihat sebagai berikut.
Morfem Terikat :Prefiks (awalan): me-, ber-,di-,ke-,ter-
Infiks (sisipan) : -el,-em,-er
Sufiks (akhiran) : -i,-kan,-nya,-man,-wan,-wah
Konfiks (imbuhan gabung) : me-,kan-,di-,i-,ke-,an-.
Morfem bebas memiliki dua katagori, Kategori pertama disebut Morfem Leksikal (kamus) dipandang sebagai kata-kata yang mengandung "isi" pesan yang ingin disampaikan.Contoh morfem leksikal adalah anak, rumah, harimau, sedih, panjang, kuning, pandang, makan, kemarin, tadi, besok. Kelompok morfem bebas yang lain disebut dengan Morfem Gramatikal,kelompok itu terdiri dari kata tugas seperti preposisi,konjungsi,interjeksi,artikel dan partikel,contoh morfem gramatikal: dan,tetapi,ketika,sebab,pada,dan sebagainya.
Afiks yang termasuk dalam kategori "terikat" dapat dibagi menjadi dua tipe,salah satu tipe ialah MORFEM DARIYASIONAL. Morfem Dariyasional berfungsi mengalihkan kelas kata bentuk dasar menjadi kelas kata yang berbeda. Morfem terikat kedua mengandung apa yang disebut Morfem Infleksional. Morfem Infleksional tidak digunakan untuk menghasilkan kata-kata baru tetapi berfungsi sebagai pernyataan kategori garamatika dan hubungan sintaksis. Morfem Infleksional tidak dapat diulang dalam satu kata Infleksional.
Kata mempunyai pengertian satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Kata memiliki dua macam satuan yaitu satuan Fonologis dan satuan Gramatikal. Sebagai satuan fonologis, kata terdiri dari satu suku kata atau lebih dari suku kata. Contoh: kata membaca terdiri dari tiga suku kata yaitu mem-, ba dan ca. Morfem mem- merupakan morfem terikat atau morfem yang tidak berdiri sendiri dan tidak mempunyai makna, akan mempunyai makna jika digabung dengan kata lain, sedangkan morfem baca merupakan morfem bebas yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna.
Sebuah cara yang dapat dilakukan untuk melihat bentuk-bentuk dalam bahasa yang berbeda ialah dengan menggunakan konsepsi unsur-unsur dalam pesan yang secara umum dikenal dengan proses morfologi.Dengan demikian, morfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji bentuk bahasa serta pengaruh perubahan bentuk bahasa pada fungsi dan arti kata. Sasaran dalam pengkajian dalam morfologi ialah kata dan morfem. Kita mengetahui bahwa bentuk-bentuk kata dalam bahasa Indonesia harapan, beraharap, dan diharapkan pastilah mengandung lebih dari satu unsur, yaitu unsur harap ,dan sejumlah unsur yang lain seperti -an,-ber,-di,-dan,-kan. Semua unsur itu disebut morfem. Kata harapan , berharap ,dan diharapkan itu membentuk deretan morfologis. Yang dimaksud deretan morfologis ialah suatu deretan atau daftar memuat kata-kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya.
Morfem yang tidak ada dalam struktur itu disebut MORFEM ZERO.(sebagai catatan di samping morfem zero juga terdapat dalam struktur, tetapi tidak ikut memberikan makna dalam kalimat.
MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT
Morfem Bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata, Misalnya benar dan gandeng , sedangkan Morfem Terikat ialah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri,dan tidak mempunyai makna.Dalam kata lain morfem terikat juga disebut afiks. Contoh morfem terikat dapat dilihat sebagai berikut.
Morfem Terikat :Prefiks (awalan): me-, ber-,di-,ke-,ter-
Infiks (sisipan) : -el,-em,-er
Sufiks (akhiran) : -i,-kan,-nya,-man,-wan,-wah
Konfiks (imbuhan gabung) : me-,kan-,di-,i-,ke-,an-.
Morfem bebas memiliki dua katagori, Kategori pertama disebut Morfem Leksikal (kamus) dipandang sebagai kata-kata yang mengandung "isi" pesan yang ingin disampaikan.Contoh morfem leksikal adalah anak, rumah, harimau, sedih, panjang, kuning, pandang, makan, kemarin, tadi, besok. Kelompok morfem bebas yang lain disebut dengan Morfem Gramatikal,kelompok itu terdiri dari kata tugas seperti preposisi,konjungsi,interjeksi,artikel dan partikel,contoh morfem gramatikal: dan,tetapi,ketika,sebab,pada,dan sebagainya.
Afiks yang termasuk dalam kategori "terikat" dapat dibagi menjadi dua tipe,salah satu tipe ialah MORFEM DARIYASIONAL. Morfem Dariyasional berfungsi mengalihkan kelas kata bentuk dasar menjadi kelas kata yang berbeda. Morfem terikat kedua mengandung apa yang disebut Morfem Infleksional. Morfem Infleksional tidak digunakan untuk menghasilkan kata-kata baru tetapi berfungsi sebagai pernyataan kategori garamatika dan hubungan sintaksis. Morfem Infleksional tidak dapat diulang dalam satu kata Infleksional.
Ungkapan
Ungkapan atau idiom
adalah kelompok kata untuk menyatakan sesuatu maksud dalam arti kias.
Contoh:
a. Ungkapan dengan bagian tubuh
kecil hati = penakut
tebal muka = tidak mempunyai rasa malu
b. Ungkapan dengan kata indra
perang
dingin = perang tanpa senjata, hanya
saling menggertak
uang panas = uang yang tidak halal
c. Ungkapan dengan nama warna
1) lampu merah = isyarat
yang membahayakan
2) masih hijau = belum
berpengalaman
d. Ungkapan dengan benda-benda alam
1) kabar angin = berita
yang isinya belum jelas
2) bintang lapangan =
pemain terbaik
e. Ungkapan dengan nama binatang
1) kambing hitam = orang
yang disalahkan
2) kuda hitam = pemenang
yang tidak diunggulkan
f. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan
1) sebatang kara = hidup
seorang diri
2) naik daun = mendapat
nasib baik
g. Ungkapan dengan kata bilangan
1) berbadan dua = sedang
mengandung
2) diam seribu bahasa =
tidak berkata sepatah kata pun
PERIBAHASA
Peribahasa
adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya yang digunakan untuk
mengiaskan maksud tertentu.
contoh
peribahasa:
· Bagai anjing
menyalak di ekor gajah = orang yang lemah dan hina akan melawan orang
yang berkuasa atau mulia.
· Bagai makan
buah simalakama dimakan ibu yang mati, tidak dimakan ayah yang mati =
menghadapi persoalan yang semuanya mengandung resiko
· Habis manis
sepah dibuang = ketika jaya/cinta/dibutuhkan sesudah tidak
lagijaya/cinta/dibutuhkan dicampakan begitu saja.
UNGKAPAN ASING DAN DAERAH
Dalam
berbahasa Indonesia, kita sering juga menggunakan ungkapan-ungkapan bahasa
asing atau pun daerah. Bahkan penggunaan ungkapan serapan itu kadang-kadang
menjadi suatu keharusan, sebab belum atau tidak padanan yang tepat dalam bahasa
Indonesia. Ungkapan serapan itu sering kita serap apa adanya dalam bentuk
aslinya.
Dalam menyerap ungkapan asing atau daerah
dalam bentuk aslinya, hendaknya kita memperhatikan tata tulisnya. Ungkapan yang
masih terasa keasingan atau pun kedaerahannya itu hendaknya ditulis dengan
huruf miring. Akan tetapi untuk ungkapan serapan yang dapat disesuaikan dengan
sistem ejaan atau
bunyi bahasa Indonesia, hendaknya ungkapan itu diserap dengan penyesuaian dan
tidak perlu lagi ditulis dengan huruf miring.
Kalau
ungkapan asing atau daerah itu ada padanannya dalam bahasa Indonesia sebaiknya
lebih diutamakan. Dalam hal padanan itu belum benar-benar sesuai dan
akseptabel, penggunaan kedua-duanya perlu dilakukan.
KATA BERSINONIM,
ANTONIM, KONOTASI, DAN
DENOTASI
1. sinonim
Sinonim merupakan kata – kata yang
mempunyai kesamaan arti walau arti kata – kata itu tidaklah
sama betul.
Dalam kalimat tertentu,
suatu kata mungkin dapat digunakan, tetapi dalam kalimat lain tidak dapat .
2.
antonim
Antonim merupakan kata –
kata yang berlawanan arti.
Jenis-Jenis Antonim
A.
Antonim Kembar
Kata-kata yang berlawanan makna, terbatas hanya dua unsur
saja.
Contoh :
- perjaka x gadis
-jantan x betina
B.
Antonim Majemuk
Perlawan
makna dengan beberapa kata.
Contoh : - merah x tidak merah ( seperti : putih, hijau, biru )
C. Antonim Gradual
Perlawanan
dengan tingkatan makna.
Contoh :
- gemuk x agak gemuk
- gemuk x kurang gemuk
- ngemuk x tidak gemuk
Denotasi dan Konotasi
CONTOH DENOTASI DAN KONOTASI
Perhatikan contoh berikut ini
a Anton menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut
b Anton membeli kambing hitam kemarin sore Kata “kambing hitam” pada
kalimat a tidak
B Makna Denotasi dan Konotasi Makna denotatif referensial ialah makna
yang Konotasi dapat dibedakan atas dua macam yaitu konotasi positif dan
konotasi negatif Contoh
B Makna Denotasi dan Konotasi Makna denotatif referensial ialah makna
Konotasi dapat dibedakan atas dua macam yaitu konotasi positif dan konotasi
negatif Contoh
Pada dasarnya ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam
pengertian secara umum serta denotasi dan Contoh teks dan gambar dalam wacana
iklan merupakan dua sistem tanda
denotasi dan konotasi; relasi makna sinonim; antonim; homonim; homofon;
Contoh esai dan kritik sastra; Prinsip-prinsip esai dan kritik sastra
MAKNA DENOTATIF DAN MAKNA KONOTATIF
1. MAKNA DENOTATIF
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna
denotatif disebut maka konseptual, makna denotasional atau makna kognitif
karena dilihat dari sudut yang lain. Pada dasarnya sama dengan makna
referensial sebab makna denotasi ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang
sesuai dengan hasil menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau
pengalaman lainnya.
Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat pertama pada
sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting di dalam ujaran (Lyons,
I, 1977:208). Dalam beberapa buku pelajaran, makna denotasi sering juga disebut
makna dasar, makna asli, atau makna pusat.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa makna denotasi
adalah makna sebenarnya yang apa adanya sesuai dengan indera manusia. Kata yang
mengandung makna denotatif mudah dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu
walaupun masih bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini maksudnya adalah
makna yang telah diketahui secara jelas oleh semua orang contoh kata yang
mengandung makna denotatif:
1. Dia adalah wanita cantik
Kata cantik ini diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita yang
berkulit putih, berhidung mancung, mempunyai mata yang indah dan berambut hitam
legam.
2. MAKNA KONOTATIF
Zgusta (1971:38) berpendapat makna konotatif adalah makna semua
komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi
menandai. Menurut Harimurti (1982:91) “aspek makna sebuah atau sekelompok kata
yang didasrkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada
pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca)”.
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu
mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai
rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi, tetapi dapat juga disebut
berkonotasi netral. Positif dan negatifnya nilai rasa sebuah kata seringkali
juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen kata itu sebagai sebuah
perlambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang positif maka akan
bernilai rasa yang positif; dan jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang
negatif maka akan bernilai rasa negatif. Misalnya, burung garuda karena
dijadikan lambang negara republik Indonesia maka menjadi bernilai rasa positif
sedangkan makna konotasi yang bernilai rasa negatif seperti buaya yang
dijadikan lambang kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri tidak tahu menahu
kalau dunia manusia Indonesia menjadikan mereka lambang yang tidak baik.
Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat
yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain, sesuai dengan pandangan hidup
dan norma-norma penilaian kelompok masyarakat tersebut. Misalnya kata babi, di
daerah-daerah yang penduduknya mayoritas beragama islam, memiliki konotasi
negatif karena binatang tersebut menurut hukum islam adalah haram dan najis.
Sedangkan di daerah-daerah yang penduduknya mayoritas bukan islam seperti di
pulau Bali atau pedalama Irian Jaya, kata babi tidak berkonotasi negatif.
Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kata
ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti “cerewet” tetapi
sekarang konotasinya positif. Sebaliknya kata perempuan dulu sebelum zaman
Jepang berkonotasi netral, tetapi kini berkonotasi negatif.
parafrase
Parafrase adalah istilah linguistik yang berarti pengungkapan kembali suatu konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tanpa mengubah maknanya. Parafrase memberikan kemungkinan kepada sang penulis untuk
memberi penekanan yang agak berlainan dengan penulis asli. Istilah parafrase
berasal dari bahasa Inggris paraphrase, dari bahasa Latin paraphrasis, dari bahasa Yunani para phraseïn yang
berarti "cara ekspresi tambahan".
Parafrasis
Parafrasis adalah
tindakan atau kegiatan untuk membuat parafrase. Untuk melakukan parafrasis,
pertama-tama teks yang akan diparafrase harus dibaca secara keseluruhan.
Pembaca perlu untuk memahami topik
atau tema dari teks tersebut,
sedangkan untuk teks berbentuk narasi
perlu memahami pula alur atau jalan ceritanya. Selanjutnya, pembaca harus
menemukan gagasan atau ide pokok yang teredapat pada kalimat utama setiap
paragragkalimat utama pada setiap paragraf. Untuk kalimat penjelas, hanya
bagian yang penting saja yang diambil, sedangkan bagian yang berupa ilustrasi, seperti
permisalan, dan sebagainya, dapat diabaikan. Untuk mencertikan kembali teks
tersebut, diperlukan kata atau kalimat yang sepadan, efektif, dan mudah
dipahami. Agar lebih singkat, kalimat langsung dapat diubah menjadi kalimat
tidak langsung. Dalam melakukan parafrasis, perlu digunakan bahasa yang ringkas
dan mudah dipahami.
KARANGAN
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai
cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu.
Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga
unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi.
Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi,
narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi
fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut
narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau
kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen,
cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana berbentuk
susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
ñ Awal
narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian
awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
ñ Bagian tengah merupakan
bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan
menuju klimaks cerita. Setelah
konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
ñ Akhir
cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang
menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha
menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya
sendiri.
Langkah
menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi)
cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan,
dan menggali ide. Oleh
karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H,
yang dapat disingkat menjadi adik simba.[rujukan?]
1.
(What) Apa yang akan
diceritakan,
2.
(Where) Di mana
seting/lokasi ceritanya,
3.
(When) Kapan
peristiwa-peristiwa berlangsung,
4.
(Who) Siapa pelaku
ceritanya
5.
(Why) Mengapa
peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
6.
(How) Bagaimana cerita
itu dipaparkan.
Soekarno mengucapkan pidato tentang
dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni
1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Contoh
Deskripsi
Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi
dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan
orang-orang yang masih tidur. serta dapat ku lihat burung-burung yang
berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya
menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku berjalan ke halaman
depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari
kejauhan tampak sawah-sawah milik petani yang ditanami padi masih berwarna
hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dari kejauhan pula terlihat
seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan
ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makan binatang peliharaannya
seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesaku rata-rata penduduknya sebagai
petani. Pagi ini terlihat sangat sibuk, di jalan" terlihat ibu-ibu yang
sedang berjalan menuju pasar untuk berjualan sayur. Tetanggaku seorang peternak
bebek yang juga tidak kalah sibuknya dengan orang". Pagi-pagi sekali dia
berjalan menggiring bebeknya kerawah dekat sawah untuk mencari makan, bebek
yang pintar berbaris dengan rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat
menarik dilihat ketika kita bangun tidur. Dihalaman rumah kakekku yang
menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang
berbuah sangat lebat, disamping kiri potehon mangga dapat pula pohon jambu air
yang belum berbuah karena belum musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon
rambutan yang buahnya sangat manis rasanya. sungguh pemandangan yang sangat
indah yang sangat asri dan damai ini adalah tempat tinggal kakek ku dan tempat
kelahiran ku. Desa yang bernama NAMBAHDADI ini adalah tempat yang paling aku
kunjungi saat liburan. Selain bisa bertemu kakek dan nenek aku juga bias
melihat pemandangan yang indah nan damai.
Eksposisi
Untuk
memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang
langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi: * Menentukan topik/tema * Menetapkan tujuan *
Mengumpulkan data dari berbagai sumber * Menyusun kerangka karangan sesuai
dengan topik yang dipilih
ñ Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
Contoh
topik yang tepat untuk eksposisi:
ñ Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
ñ Peranan majalah dinding di sekolah
ñ Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Contoh
karangan eksposisi pada umumnya:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan
mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi
dan auditing. Dalam
bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan
informasi keuangan, juga perencanaan sistem
informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi
keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Contoh
paparan proses yang juga merupakan bentuk eksposisi:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan
auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk
menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi
yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing
pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk
menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Macam-macam Kalimat Tanya
1.
Kalimat tanya konfirmasi atau
klarifikasi
Kalimat tanya yang bertujuan untuk mempertegas kembali persoalan yang sebenarnya telah diketahui.
Kunci:
• Jawabannya “ya” atau “tidak”.
• Biasanya menggunakan kata “benarkah” atau “apakah benar”.
Contoh:
• Benarkah Alis seorang penyanyi panggilan?
Kalimat tanya yang bertujuan untuk mempertegas kembali persoalan yang sebenarnya telah diketahui.
Kunci:
• Jawabannya “ya” atau “tidak”.
• Biasanya menggunakan kata “benarkah” atau “apakah benar”.
Contoh:
• Benarkah Alis seorang penyanyi panggilan?
2. Kalimat tanya
retoris
Kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban secara langsung.
Kunci
• Tidak memerlukan jawaban.
• Bertujuan memberikan motivasi, semangat, dan menggugah kesadaran.
Contoh:
• Apakah kita akan membiarkan korupsi merjalela di Indonesia?
3. Kalimat tanya tersamar
Kalimat tanya yang bertujuan untuk maksud tertentu secara tersembunyi atau tersamar.
Kunci:
Dipakai untuk memohon, meminta, menyindir, membiarkan, melarang, dsb.
Contoh:
• Bolehkah saya mengetahui namamu, Nak?
• Bersediakah kamu membersihkan ruangan yang kotor ini?
Kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban secara langsung.
Kunci
• Tidak memerlukan jawaban.
• Bertujuan memberikan motivasi, semangat, dan menggugah kesadaran.
Contoh:
• Apakah kita akan membiarkan korupsi merjalela di Indonesia?
3. Kalimat tanya tersamar
Kalimat tanya yang bertujuan untuk maksud tertentu secara tersembunyi atau tersamar.
Kunci:
Dipakai untuk memohon, meminta, menyindir, membiarkan, melarang, dsb.
Contoh:
• Bolehkah saya mengetahui namamu, Nak?
• Bersediakah kamu membersihkan ruangan yang kotor ini?
Wacana adalah
rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan
proposisi yang satu dengan proposisi yang lain sehingga membentuk kesatuan.
ñ Implikatur konvensional dan implikatur percakapan
ñ Konteks wacana: situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan,
topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan sarana.
ñ Kohesi dan koherensi
ñ Topik, tema, dan judul
ñ Referensi dan inferensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar