Selasa, 08 Mei 2012

profil tokoh

Jakob Oetama - Pendiri Surat Kabar Kompas

http://kolom-biografi.blogspot.com/Jakob Oetama lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931, dia merupakan wartawan dan salahsatu pendiri surat kabar Kompas. Jakob adalah putra seorang pensiunan guru di Sleman, Yogyakarta. Setelah lulus SMA (Seminari) di Yogyakarta, ia mengajar di SMP Mardiyuwana (Cipanas, Jawa Barat) dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi redaktur mingguan Penabur di Jakarta. Jakob kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta. Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956. Pada April 1961, Ojong mengajak Jakob membuat majalah baru bernama Intisari, isinya sari pati perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Majalah bulanan Intisari terbit pertama kali Agustus 1963.




PK Ojong - Pendiri Surat Kabar Kompas

Biografi PK OjongPetrus Kanisius Ojong atau Auwjong Peng Koen Lahir di Bukittinggi, 25 Juli 1920, dengan nama Auw Jong Peng Koen ia adalah salah satu pendiri surat kabar Kompasselain Jakob Oetama. Ayahnya, Auw Jong Pauw, sejak dini giat membisikkan kata hemat, disiplin, dan tekun kepadanya. Auw Jong Pauw awalnya petani di Pulau Quemoy (kini wilayah Taiwan) yang kemudian merantau ke Sumatra Barat. Ojong sudah dikaruniai anugerah tak terkira. Kelak, meski sudah menjadi juragan tembakau, trilogi hemat, disiplin, dan tekun tetap dipedomani keluarga besar (11 anak dari dua istri; istri pertama Jong Pauw meninggal setelah melahirkan anak ke-7. Peng Koen anak sulung dari istri kedua) yang menetap di Payakumbuh ini. Saat Peng Koen kecil, jumlah mobil di Payakumbuh tak sampai sepuluh, salah satunya milik ayahnya. Artinya, mereka hidup berkecukupan.




 Teuku Markam - Penyumbang Emas Monas

Biografi Teuku MarkamTeuku Markam turunan uleebalang, ia adalah penyumbang terbesar dari emas Monas. Lahir tahun 1925. Ayahnya Teuku Marhaban. Kampungnya Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu Aceh Utara. Sejak kecil Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu. Ketika usia 9 tahun, Teuku Marhaban meninggal dunia. Sedangkan ibunya telah lebih dulu meninggal. Teuku Markam kemudian diasuh kakaknya Cut Nyak Putroe. Sempat mengecap pendidikan sampai kelas 4 SR (Sekolah Rakyat). Teuku Markam tumbuh lalu menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu. Teuku Markam bergabung dengan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan ikut pertempuran di Tembung, Sumatera Utara bersama-sama dengan Jendral Bejo, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin dan lain-lain.



Pak Bagyo – Kebun Asri – Cangkringan Sleman DIY

Pak Bagyo merupakan pensiunan BRI. Selama 30an tahun beliau bergelut dengan bidang perbankan terutama konsentrasi bidang pelunasan kredit dan pembukuan. Kedua bidang ini konon paling tidak diminati peniti karier di bank, tapi malah beliau menganggap ini peluang untuk melejitkan kariernya.
Tahun 2000an menjelang pensiun, beliau berkomitmen terjun ke dunia wirausaha. Pintu mulai terbuka ketika ada order (peluang). Dengan tanpa basa-basi mengatakan “sanggup” untuk menangkap peluang itu. Kemudian jeli memanfaatkan setiap peluang untuk mengembangkan usahanya. Bidang usaha yang digeluti ada 4, sbb.:
1. Rental Tanaman
Tanaman di sewakan berdasar per titik (pot). Sewa tanaman sekitar Rp 30.000/bulan. Tiap 2 minggu, tanaman ditukar dengan tanaman baru yang masih segar. Tanaman yang 2 minggu dalam ruangan dipanaskan lagi di kebun selama 3 minggu. Demikian rotasinya, agar tanaman tetap segar dan berkecukupan terhadap kebutuhan sinar matahari (fotosintesa) .
Kata beliau, bisnis ini yang paling rendah resikonya karena hanya konsentrasi pada tenaga dan transportasi penempatan-pemulang an barang. Instansi biasanya juga tidak siap untuk merawat tanaman, sehingga lebih senang rental saja.
Bisnis beliau ini merupakan leader di Yogya dan saat ini lebih dari 20 instansi menjadi pelanggannya.
2. Pemasok sayuran di supermarket
Saat ini beliau adalah pelanggan tetap untuk memasuk sayuran di beberapa supermarket di Yogya, Solo, dan Semarang. Sayurkebanyakan berasal dari sekitar wilayah tinggalnya di Kecamatan Cangkringan Sleman. Namun karena kebutuhan yang banyak, beliau mendatangkan sayur dari sekitar Dukun – Muntilan – Magelang. Bahkan ada beberapa sayuran tertentu yang didatangkan dari Jakarta apabila tidak musimnya.
Yang menarik, aktifitas bisnis ini mulai malam sampai pagi hari. Karena barang harus sudah disetorkan ke supermarket jam 5 pagi. Jadi pengemasan sering dilakukan tengah malam sampai dini hari.
3. Dekorasi Manten dengan tanaman/bunga asli
Keuntungan di bisnis ini mencapai 100%. Jadi bila harga order 10 juta, keuntungan bersih 5 jt. Namun pekerjaan ini memerlukan ritme kerja yang berpacu dengan waktu. Seperti kita tahu, gedung pernikahanbiasanya dibagi menjadi 3 sesi, yaitu pagi-siang, siang-sore, dan petang-malam. Tiap sesi hampir pasti bukan dari pemesan yang sama dan nuansa desainnya selalu berbeda. Padahal pelaksanaan dekorasi harus dilaksanakan di tempat itu juga. Sehingga dalam waktu yang singkat harus sudah selesai.
Tanaman/bunga asli sebagian berasal dari kebunnya, namun kebanyakan masih pesan di Bandung atau bahkan dari luar negeri.
4. Pemancingan
Wilayah Cangkringan merupakan kaki gunung merapi yang melimpah mata airnya. Sumber mata air ini sering dimanfaatkan untuk kolam ikan. Beliau juga membuka bisnis pemancingan untuk para pemancing, warung dan pendidikan lingkungan.
Di samping bisnisnya ini, beliau melakukan ’subsidi silang’ apabila melakukan kegiatan sosial (gratis) seperti pendidikan lingkungan untuk anak sekolah, ceramah wirausaha di kampus, dan melayani kunjungan studi banding dari siswa/mahasiswa.
Beliau juga kadang melakukan pemberdayaan dengan masyarakat petani di sekitarnya, namun kadang terkendala besar untuk mengangkat ke arah mental wirausaha yang mengikuti kemauan pasar.
Beliau juga sering diundang mengisi pelatihan wirausaha untuk pegawai instansi yang menjelang purna tugas (pensiun) di berbagai hotel di beberapa kota di Indonesia.
Penemuan beliau yang paling fenomenal adalah Cangkokan model RS (Rahman Subagyo), yaitu dengan cara menyayat kulit pohon (sampai kekayunya) dari bawah ke atas, satu bagian saja. Sayatan itu dibungkus dengan tanah/kompos yang dimasukkan ke dala plastik (ukuran wadah es lilin). sebulan kemudian akan tumbuh akar.
Kalau kita mau ngangsu kawruh (belajar) ke sana, jangan sungkan dan ragu, beliau sangat ‘welcome’ pada siapa saja yang mau sharing ilmu.
Slogan beliau : temukan peluang dulu, baru membuat barang sesuai pesanan. Jangan sebaliknya, asyik membuat produk tapi tidak tahu dipasarkan dimana.
Semoga reportase ini bermanfaat.. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar